Di Amerika pada tahun 1991 – 1994 sebanyak 38.787 masalah kesehatan dilaporkan kepada Vaccine Adverse Event Reporting
System (VAERS) FDA. Dari jumlah ini 45% terjadi pada hari vaksinasi,
20% pada hari berikutnya dan 93% dalam waktu 2 mgg setelah vaksinasi.
Kematian biasanya terjadi di kalangan anak anak usia 1-3 bulan.
Pada 1986
ada 1300 kasus pertusis di Kansas dan 90% penderita adalah anak-anak
yang telah mendapatkan vaksinasi ini sebelumnya. Kegagalan sejenis juga
terjadi di Nova Scotia di mana pertusis telah muncul sekalipun telah dilakukan vaksinasi universal.
Jerman
mewajibkan vaksinasi tahun 1939. Jumlah kasus dipteri naik menjadi
150.000 kasus, di mana pada tahun yang sama, Norwegia yang tidak
melakukan vaksinasi, kasus dipterinya hanya sebanyak 50 kasus.
Penularan polio dalam skala besar, menyerang anak-anak di Nigeria
Utara berpenduduk muslim. Hal itu terjadi setelah diberikan vaksinasi
polio, sumbangan AS untuk penduduk muslim. Beberapa pemimpin Islam lokal
menuduh Pemerintah Federal Nigeria menjadi bagian dari pelaksanaan rencana Amerika untuk menghabiskan orang-orang Muslim dengan menggunakan vaksin.
Tahun 1989-1991
vaksin campak ”high titre” buatan Yugoslavia Edmonton-Zagreb diuji coba
pada 1500 anak-anak miskin keturunan orang hitam dan latin, di kota Los
Angeles, Meksiko, Haiti dan Afrika. Vaksin tersebut sangat
direkomendasikan oleh WHO. Program dihentikan setelah di dapati banyak
anak-anak meninggal dunia dalam jumlah yang besar.
Vaksin
campak menyebabkan penindasan terhadap sistem kekebalan tubuh alami
anak-anak dalam waktu panjang selama 6 bulan sampai 3 tahun. Akibatnya
anak-anak yang diberi vaksin mengalami penurunan kekebalan tubuh dan
meninggal dunia dalam jumlah besar dari penyakit-penyakit lainnya WHO
kemudian menarik vaksin-vaksin tersebut dari pasar di tahun 1992.
Setiap
program vaksin dari WHO di laksanakan di Afrika dan Negara-negara dunia
ketiga lainnya, hampir selalu terdapat penjangkitan penyakit-penyakit
berbahaya di lokasi program vaksin dilakukan. Virus HIV penyebab Aids di
perkenalkan lewat program WHO melalui komunitas homoseksual melalui
vaksin hepatitis dan masuk ke Afrika tengah melalui vaksin cacar.
Desember 2002, Menteri Kesehatan Amerika,
Tommy G. Thompson menyatakan, tidak merencanakan memberi suntikan
vaksin cacar. Dia juga merekomendasikan kepada anggota kabinet lainnya
untuk tidak meminta pelaksaanaan vaksin itu. Sejak vaksinasi massal
diterapkan pada jutaan bayi, banyak dilaporkan berbagai gangguan serius
pada otak, jantung, sistem metabolisme, dan gangguan lain mulai mengisi
halaman-halaman jurnal kesehatan.
Kenyataannya
vaksin untuk janin telah digunakan untuk memasukan encephalomyelitis,
dengan indikasi terjadi pembengkakan otak dan pendarahan di dalam. Bart
Classen, seorang dokter dari Maryland, menerbitkan data yang
memperlihatkan bahwa tingkat penyakit diabetes berkembang secara
signifikan di Selandia Baru, setelah vaksin hepatitis B
diberikan secara massal di kalangan anak-anak. Ia juga melaporkan
bahwa, vaksin meningococcal merupakan ”Bom waktu bagi kesehatan penerima
vaksin.”
Anak-anak di Amerika
Serikat mendapatkan vaksin yang berpotensi membahayakan dan dapat
menyebabkan kerusakan permanen. Berbagai macam imunisasi misalnya,
Vaksin-vaksin seperti Hepatitis B, DPT, Polio, MMR, Varicela (Cacar air) terbukti telah banyak memakan korban anak-anak Amerika sendiri, mereka menderita kelainan syaraf, anak-anak cacat, diabetes, autis, autoimun dan lain-lain.
Vaksin
cacar dipercayai bisa memberikan imunisasi kepada masyarakat terhadap
cacar. Pada saat vaksin ini diluncurkan, sebenarnya kasus cacar sudah sedang menurun.
Jepang mewajibkan suntikan vaksin pada 1872. Pada 1892, ada 165.774
kasus cacar dengan 29.979 berakhir dengan kematian walaupun adanya
program vaksin.
Pemaksaan
vaksin cacar, di mana orang yang menolak bisa diperkarakan secara
hukum, dilakukan di Inggris tahun 1867. Dalam 4 tahun, 97.5&
masyarakat usia 2 sampai 50 tahun telah divaksinasi. Setahun kemudian
Inggris merasakan epidemik cacar terburuknya dalam sejarah dengan 44.840
kematian. Antara 1871 – 1880 kasus cacar naik dari 28 menjadi 46 per
100.000 orang. Vaksin cacar tidak berhasil.
Dan masih banyak lagi.
sumber : http://www.situslakalaka.info/2012/01/bencana-akibat-vaksin-yang-tidak-pernah.html
No comments:
Post a Comment