HR (50), diduga seorang anggota Kodim 0807 Kabupaten Tulungagung berangkat Kopral Satu (Koptu) ditangkap paksa oleh penghuni lokalisasi Kaliwungu, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung.
Selain mengamuk karena enggan membayar, oknum prajurit TNI AD tersebut juga menghajar Srihayani (42) salah seorang pekerja seks komersial (PSK) Wisma Kana. HR yang diduga dibawah pengaruh alkohol juga menjebol pintu wisma.
“Saat ini kasusnya sudah kita limpahkan ke Polisi Militer (PM),” ujar Wakapolsek Ngunut Ajun Komisaris Polisi Abdul Syukur kepada wartawan, Minggu (19/2/2012). Peristiwa kekerasan tersebut berlangsung pada Sabtu malam sekira pukul 20.30 WIB.
Informasi yang dihimpun, saat datang ke komplek pelacuran, HR sudah dalam kondisi setengah mabuk. Setelah bernegosiasi, ia meminta Sri Hayani untuk menemaninya di dalam kamar. Sekitar setengah jam di dalam, tiba-tiba Hayani keluar kamar sembari berteriak minta tolong.
Pekerja seks yang sudah tiga tahun menjadi penghuni lokalisasi Ngunut itu dalam kondisi telanjang bulat. Bagian kepala Hayani memar. Darah mengucur pada bibir yang sobek dengan pipi sebelah kiri lebam membiru.
HR keluar dari ruangan dengan menendang pintu kamar sampai jebol. “Petugas datang ketika suasana sudah ramai,” terang Syukur. Dalam kasus ini, polisi menyerahkan sepenuhnya permasalahan kepada intitusi militer. Berdasarkan keterangan saksi, HR tidak bersedia membayar Rp60 ribu sesuai tarif PSK di lokalisasi Kaliwungu.
Sebab, servis yang diberikan Hayani tidak memuaskanya. “Yang bersangkutan (HR) meminta kembali uang yang terlanjur diberikanya di muka. Karena jengkel, sambil menerima uang, ia masih menghajar pasanganya,” tuturnya. Ribut-ribut di tengah hingar bingar musik lokalisasi juga memaksa Babinsa datang ke lokasi.
Bagong, pemilik wisma (mucikari) membenarkan kekerasan yang menimpa anak buahnya. Namun lelaki itu mengistilahkan hal itu sebagai salah paham. “Salah paham yang menjadikan semua itu terjadi,” ujarnya. Sementara itu pihak Kodim 0807 Tulungagung belum bisa dikonfirmasi.
Sumber: http://kotakhitamdunia.blogspot.com/2012/02/servis-tak-memuaskan-psk-dihajar-oknum.html#ixzz1myJChd9s
“Saat ini kasusnya sudah kita limpahkan ke Polisi Militer (PM),” ujar Wakapolsek Ngunut Ajun Komisaris Polisi Abdul Syukur kepada wartawan, Minggu (19/2/2012). Peristiwa kekerasan tersebut berlangsung pada Sabtu malam sekira pukul 20.30 WIB.
Informasi yang dihimpun, saat datang ke komplek pelacuran, HR sudah dalam kondisi setengah mabuk. Setelah bernegosiasi, ia meminta Sri Hayani untuk menemaninya di dalam kamar. Sekitar setengah jam di dalam, tiba-tiba Hayani keluar kamar sembari berteriak minta tolong.
Pekerja seks yang sudah tiga tahun menjadi penghuni lokalisasi Ngunut itu dalam kondisi telanjang bulat. Bagian kepala Hayani memar. Darah mengucur pada bibir yang sobek dengan pipi sebelah kiri lebam membiru.
HR keluar dari ruangan dengan menendang pintu kamar sampai jebol. “Petugas datang ketika suasana sudah ramai,” terang Syukur. Dalam kasus ini, polisi menyerahkan sepenuhnya permasalahan kepada intitusi militer. Berdasarkan keterangan saksi, HR tidak bersedia membayar Rp60 ribu sesuai tarif PSK di lokalisasi Kaliwungu.
Sebab, servis yang diberikan Hayani tidak memuaskanya. “Yang bersangkutan (HR) meminta kembali uang yang terlanjur diberikanya di muka. Karena jengkel, sambil menerima uang, ia masih menghajar pasanganya,” tuturnya. Ribut-ribut di tengah hingar bingar musik lokalisasi juga memaksa Babinsa datang ke lokasi.
Bagong, pemilik wisma (mucikari) membenarkan kekerasan yang menimpa anak buahnya. Namun lelaki itu mengistilahkan hal itu sebagai salah paham. “Salah paham yang menjadikan semua itu terjadi,” ujarnya. Sementara itu pihak Kodim 0807 Tulungagung belum bisa dikonfirmasi.
Sumber: http://kotakhitamdunia.blogspot.com/2012/02/servis-tak-memuaskan-psk-dihajar-oknum.html#ixzz1myJChd9s
No comments:
Post a Comment