Sepucuk surat panggilan dilayangkan pihak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Surat yang diteken Ketua KPAI, Maria Ulfah Anshor, tertanggal 13 Februari 2012, itu ditujukan kepada Habib Hasan bin Ja'far Assegaf, beralamat di Jalan K.M. Kahfi, Gang Manggis, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Dijadwalkan, pihak terpanggil diperiksa Wakil Ketua KPAI, Asrorun Ni'am Sholeh, pada Jumat besok pukul 14.00 WIB. Pemanggilan Hasan oleh KPAI itu terkait statusnya sebagai terlapor atas pengaduan yang cukup serius untuk seorang tokoh agama: "kekerasan psikis dan kekerasan seksual". Sebelumnya, pada 16 Desember, Hasan dilaporkan ke polisi atas tuduhan telah melakukan pencabulan. Namun, hingga pertengahan Februari, polisi belum juga memanggil dan memeriksa terlapor. Aparat penegak hukum itu kalah sigap ketimbang KPAI, yang langsung melayangkan pemanggilan setelah menerima pengaduan pada Selasa, 7 Februari.
Meski berusia muda, 38 tahun, dan namanya belum lama mencuat, Hasan Assegaf bukan sosok sembarangan. Ia ikon kunci Nurul Musthofa (NM), majelis taklim yang 10 tahun terakhir naik daun, menjadi magnet baru bagi puluhan ribu anak muda Jakarta dan sekitarnya.
NM masuk dua terbesar majelis taklim di Jakarta, selain Majelis Rasulullah pimpinan Habib Mundzir Al-Musawa. "Ciri khas Nurul Musthofa suka menggelar pengajian sambil menutup jalan raya," kata Usman Arai, salah satu perintis NM yang telah keluar tiga tahun silam. Itulah sebabnya, NM kerap menuai sorotan. Pengaduan pelecehan seksual ini menambah panas sorotan terhadap majelis pencinta habaib itu.
Korban yang mengadu adalah murid-murid lingkaran dekat sang habib. Sebagian malah kerabat sejumlah orang yang berperan penting dalam merintis pengembangan majelis itu. Empat di antaranya tercatat putra keluarga habaib. "Saya merasa sakit dan diinjak-injak. Rasanya muka saya seperti ditempeleng dengan kotoran sapi," kata Hasyim Assegaf, 48 tahun, seorang perintis NM, yang sepupu dan keponakannya jadi korban pencabulan.
Terbongkarnya skandal Hasan itu terpicu somasi yang dilayangkan Hasan kepada delapan orang, November 2011. Seorang pengusaha pencinta habib, sebut saja Edo, yang ditemui Gatra di rumah Hasyim Assegaf di Jagakarsa, menjelaskan bahwa masalah ini bermula ketika korban cabulan Hasan mengadu kepada kakak perempuannya. Si kakak mengadukan kepada guru mengajinya, Maryam, di Jagakarsa.
Maryam adalah menantu Haji Atung, sosok yang pada tahun 2000-an sempat menampung Hasan bin Ja'far di rumahnya. Setelah mendapat laporan, Maryam melarang muridnya datang ke NM. Berita ini menyebar ke beberapa pihak. Informasi itulah yang membuat Hasan gerah dan melayangkan somasi.
Dua orang yang turut disomasi adalah Maryam dan Usman Arai, orang yang pertama kali mendatangkan Hasan dari Bogor ke Jakarta. Mereka yang mendapat somasi kemudian sepakat membongkar kasus pelecehan seksual Hasan.
Pihak yang disomasi dan korban pelecehan Hasan sempat menghadap Habib Rizieq Shihab, Ketua Front Pembela Islam (FPI). Rizieq diminta menjadi penengah antara Hasan dan korban. Sebulan setelah menghadap Rizieq dan tidak ada kemajuan berarti, kasus ini dilaporkan ke Polda Metro Jaya, karena ancaman pada korban dan keluarganya terus meningkat.
Asrori S. Karni, Haris Firdaus, Mukhlison S. Widodo, dan Gandhi Achmad
sumber : http://www.gatra.com/hukum/31-hukum/8754-eksploitasi-berahi-berjubah-waliNM masuk dua terbesar majelis taklim di Jakarta, selain Majelis Rasulullah pimpinan Habib Mundzir Al-Musawa. "Ciri khas Nurul Musthofa suka menggelar pengajian sambil menutup jalan raya," kata Usman Arai, salah satu perintis NM yang telah keluar tiga tahun silam. Itulah sebabnya, NM kerap menuai sorotan. Pengaduan pelecehan seksual ini menambah panas sorotan terhadap majelis pencinta habaib itu.
Korban yang mengadu adalah murid-murid lingkaran dekat sang habib. Sebagian malah kerabat sejumlah orang yang berperan penting dalam merintis pengembangan majelis itu. Empat di antaranya tercatat putra keluarga habaib. "Saya merasa sakit dan diinjak-injak. Rasanya muka saya seperti ditempeleng dengan kotoran sapi," kata Hasyim Assegaf, 48 tahun, seorang perintis NM, yang sepupu dan keponakannya jadi korban pencabulan.
Terbongkarnya skandal Hasan itu terpicu somasi yang dilayangkan Hasan kepada delapan orang, November 2011. Seorang pengusaha pencinta habib, sebut saja Edo, yang ditemui Gatra di rumah Hasyim Assegaf di Jagakarsa, menjelaskan bahwa masalah ini bermula ketika korban cabulan Hasan mengadu kepada kakak perempuannya. Si kakak mengadukan kepada guru mengajinya, Maryam, di Jagakarsa.
Maryam adalah menantu Haji Atung, sosok yang pada tahun 2000-an sempat menampung Hasan bin Ja'far di rumahnya. Setelah mendapat laporan, Maryam melarang muridnya datang ke NM. Berita ini menyebar ke beberapa pihak. Informasi itulah yang membuat Hasan gerah dan melayangkan somasi.
Dua orang yang turut disomasi adalah Maryam dan Usman Arai, orang yang pertama kali mendatangkan Hasan dari Bogor ke Jakarta. Mereka yang mendapat somasi kemudian sepakat membongkar kasus pelecehan seksual Hasan.
Pihak yang disomasi dan korban pelecehan Hasan sempat menghadap Habib Rizieq Shihab, Ketua Front Pembela Islam (FPI). Rizieq diminta menjadi penengah antara Hasan dan korban. Sebulan setelah menghadap Rizieq dan tidak ada kemajuan berarti, kasus ini dilaporkan ke Polda Metro Jaya, karena ancaman pada korban dan keluarganya terus meningkat.
Asrori S. Karni, Haris Firdaus, Mukhlison S. Widodo, dan Gandhi Achmad
No comments:
Post a Comment