Monday, May 07, 2012

Senandung Hujan



Ketika hujan turun, aku selalu berterima kasih dan bersyukur. Berterima kasih kepada hujan dan yang maha menurunkan hujan, karena telah memberiku kesempatan untuk bertafakur. Bagiku, saat hujan adalah saat yang tepat untuk berfikir dan merenung. Melihat tetesan hujan dari jendela yang terlihat seperti memaksa untuk masuk tapi terhalang kaca jendela. Menatap kumpulan tetesannya yang bersatu menjadi sebuah aliran air menuruni kaca jendela, seolah mereka tak lagi ada harapan untuk masuk, dan rela untuk luruh jatuh ke tanah.


Entah mengapa, hujan yang datang beramai-ramai itu hanya menghadirkan sepi. Apakah hujan terdiri atas 1% air + 99% kesepian? Jika benar begitu, yang tersisa hanya 100% kenangan.

Namun, bahkan setelah hujan berhenti pun kesepian itu tak kunjung luruh bersama aliran air hujan? Masih tetap menggantung seperti tetesan embun di pucuk daun.
kenangan demi kenangan pun ikut menggantung ketika hujan tak bersisa sehingga membuat mata nanar akan keindahan saat-saat ketika bersamanya.
HIdup layaknya pertunjukan sandiwara, ya... seperti sandiwara cowboy yang kemaren kita saksikan bersama kadang senang,kadang sedih dan kadang banyak kekonyolan yang sering kita perbuat.
Tapi tau kah kamu kalau yang terpenting dari semua itu adalah kejujuran menatap hati sendiri dan berdamai dengan keadaan.
Akhirnya akhir dari hidup adalah menemukan sesuatu yang sangat berharga untuk diperjuangkan dan dipertahankan. Hujan akan membawa kita menuju kenangan yang tak terlupakan, kenangan antara kau dan aku.... idr

No comments:

Post a Comment

Pages

Gabung Yuk....