Wednesday, April 04, 2012

Kronologi "Pemukulan" Versi Denny Indrayana

Kronologi 'Pemukulan' Versi Denny Indrayana  
TEMPO.COJakarta - Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana membantah memukul petugas Lembaga Pemasyarakatan Pekanbaru Riau, Selasa dini hari, 3 April 2012. Denny menceritakan kronologi itu.
Menurut Denny, kunjungannya ke lembaga pemasyarakatan bersama Badan Narkotika Nasional merupakan inspeksi mendadak terkait dengan peredaran narkoba di sana. Denny berangkat malam hari dan tiba di sana sekitar pukul 2 pagi. Kunjungan dilakukan diam-diam agar pihak lembaga pemasyarakatan tak tahu. "Tujuannya agar sidak tidak bocor," katanya.

Karena kerahasiaan tersebut Denny dan rombongan sempat melompati pagar. Beruntung pagar tersebut tak begitu tinggi, hanya satu meter. Tiba di pintu utama Lapas, Denny menggedor pintu supaya dibukakan. Tapi petugas tersebut hanya membuka lubang kecil pintu dan bertanya siapa yang datang pagi-pagi buta. "Lalu saya bilang kami dari rombongan Wamenkumham, eh malah lubang pintunya ditutup lagi," katanya.
Bahkan, dia dan rombongan menunggu hingga enam menit hingga pintu dibuka. Begitu pintu dibuka, Denny langsung menegur petugas tersebut. Namun petugas itu mengaku takut membukakan pintu karena ada petugas rombongan Denny yang memakai topeng dan menenteng senjata. Kemudian ada anggota rombongan naik pitam dan memukul petugas tersebut. "Saya justru menahan supaya tidak dipukul, saya bilang, berhenti, jangan dipukul!!" ujar dia.
Denny mengatakan kemarahan petugas tersebut wajar. Musababnya, inspeksi sangat mengutamakan kerahasiaan. Diulurnya waktu membuka pintu sekitar enam menit dapat memberi kesempatan para narapidana pengedar dan pengguna narkoba menghilangkan barang bukti.
Ada kesempatan satu menit saja, kata Denny, petugas bisa menghubungi warga binaan pengedar dan pengguna narkoba. Barang bukti tinggal dibuang di kamar mandi. "Selesai, deh," katanya. Denny yakin, ada petugas lembaga pemasyarakatan bekerja sama dengan narapidana pengguna dan pengedar narkoba.
Usai insiden tersebut, Denny dan timnya langsung menginspeksi ke kamar narapidana. Terutama di kamar narapidana yang sudah dicurigai tim BNN. Dari inspeksi tersebut Denny dan BNN meringkus tiga narapidana dan satu petugas lembaga pemasyarakatan. Denny mengatakan satu dari tiga narapidana merupakan bandar narkoba di Lapas. "Dia dedengkot di sana," katanya.
Sementara itu Denny tak menyebutkan keterlibatan dua narapidana yang diringkusnya. Adapun satu petugas diduga terlibat kerja sama dalam peredaran narkoba tersebut. Keempatnya langsung diterbangkan ke Jakarta.
Usai inspeksi, sekitar pukul 7 pagi, Denny dan petugas lainnya meminta maaf kepada sipir yang dipukuli. Selain itu dia juga membesarkan hati sipir yang kena semprot dan pukul. "Saya bilang, maaf ya ada yang mukul karena bagian dari dinamika operasi. Tapi bukan minta maaf saya yang mukul," katanya. Denny mengaku langsung bertolak ke Jakarta lagi.

No comments:

Post a Comment

Pages

Gabung Yuk....