Braaaaaak..Grand Livina yang tengah meluncur deras di jalan tol dari arah Bandung menju Jakarta itu tiba-tiba keras menghajar pembatas jalan. Seluruh penumpangnya yang terdiri dari empat pasang suami istri, sopir dan seorang bocah itu porak poranda di dalam mobil. Kecelakaan di tengah malam di jalan Tol Cikampek km 56-57 itu membuat mobil remuk redam. Alhamdulillah, bantuan segera datang. Para korban segera dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Anehnya, meski mengalami luka cukup serius, seluruh penumpangnya tidak ada yang meninggal dunia. Padahal jika memperhitungkan kerusakan mobil, paling tidak anaknya diperkirakan tidak tertolong.
H.Bambang Dwi Cahyo dan Istrinya Hj.Nuraeni pemilik mobil itu mengalami luka yang cukup parah. Bahkan H.Bambang sempat mengalami amnesia selama beberapa hari. Sedangkan sang istri patah tulang leher di ruas ke enam serta tangannya cedera akibat tertindih bangkai mobil.
Melihat kondisi kedua pasien itu, para Dokter yang menanganinya memperkirakan tiga kemungkinan dampak yang sangat mengerikan; meninggal dunia, lumpuh atau paling ringan akan kesulitan mengalami buang air seni selamanya.
Dari kondisinya yang sangat parah itu akhirnya H.Bambang dan istrinya dirujuk ke RS Mitra Kelapa Gading dengan alasan fasiltas lebih lengkap.
"Ibu harus menjalani perawatan minimal 6 bulan," ucap Dokter ahi badah RS Mitra kepada Hj. Nuraeni itu. Lemaslah Ibu dua orang putri itu mendengarnya. "Bayangin aja, setengah tahun di rumah sakit" air mata tak terasa menetes apabila mengingat kata-kata 6 bulan itu. Manusia dapat memperkirakan, tapi semua keputusan ada di tangan Allah SWT. Ternyata kondisi suami istri tersebut sangat cepat sekali pulih. Bahkan Hj. Nuraeni hanya perlu dirawat selam 2 bulan saja di rumah sakit. Tentu para Dokter dan ahli medis Rumah sakit terheran-heran walaupun juga turut gembira.
"Semua itu mustahil tanpa pertolongan Alloh SWT, " kata H.Bambang menambahkan. Sebuah jawaban yang sangat singkat dan syarat makna yang mendengarnya. Karyawan PLN Gambir ini lantas mengungkapkan asal muasal nashrullah yang dimaksud.
"Pagi sebelum kami kembali ke Jakarta hari itu, kami sempat sarapan bersama di penginapan di kota Bandung, Tiba-tiba seorang ibu dan anaknya menghampiri kami," Kata H.Bambang membuka cerita.
Rupanya ibu itu minta uang enam ribu rupiah,"Untuk tambah ongkos berobat anak,"H.Bambang menirukan perkataan si ibu. Oleh salah seorang anggota jamaah, ibu dan anak itu diberi uang 20 ribu.Bukan main senangnya si ibu menerima pemberian yang melebihi permintaanya itu."Terima kasih Pak, Terima kasih, Insya Alloh jam dua belas malam nanti akan dikembalikan," kata ibu itu dengan girangnya.
"Ya, ya Bu, semoga anak ibu lekas sembuh ya?" jawab H.Bambang dan kawan-kawan. Walaupun perkataan ibu itu cukup aneh, namun rombongan tidak memikirkannya lebih jauh. Mereka ikhlas memberinya untuk membantu meringankan beban si ibu itu.
Malam harinya, pukul 22.00 WIB, rombongan H.Bambang bertolak dari Bandung menuju Jakarta. Perjalanan dengan kecepatan cukup tinggi sepanjang jalan tol lancar-lancar saja, sampai terjadilah peristwa naas mengerikan itu tepat pada pukul 00.00 tengah malam. Bersyukur telah diselamatkan nyawanya, H Bambang dan istri justru mulai terbuka akan artinya memberi, uang 20 ribu yang pada awalnya tidak mempunyai arti apa-apa akan tetapi ucapan si Ibu yang mengatakan akan dibalas pada tengah malam nanti telah membuka mata hatinya.
Kini, walau masih harus menjalani terapi rutin dua mingguan, kondisi pasangan suami istri itu mendekati normal kembali. Dan jangankan mereka sendiri, para Dokterpun tidak henti-hentinya merasa takjub dengan keajaiban kesehatan pasien ini. Logika berpikir apabila itu peminta-minta beneran tidak mungkin meramal-ramal orang lain apalagi mau mengembalikan uangnya,,kenal saja tidak atau mengetahui alamatnya ...Subahanalloh...........
No comments:
Post a Comment