PAKISTAN
– Seorang muslimah, ilmuwan Pakistan, seorang Hafidzah, dan seorang
ibu, Dr. Aafia Siddiqui yang telah divonis penjara selama 86 tahun di
sel tahanan salibis AS, dikabarkan telah mengidap kanker dan diduga
hamil akibat pelecehan seksual selama masa tahanan, seperti yang
dilaporkan kantor berita Pakistan, The Nation.
Saudara perempuannya, Dr. Fouzia Siddiqui mengatakan kepada The news
Tribe, mengatakan bahwa dia datang untuk mengetahui keadaan saudarinya
melalui Jenderal Konsulat di Houston bahwa Dr. Aafia telah didiagnosa
mengidap kanker.
Dia
menambahkan bahwa sebelumnya ada laporan bahwa Dr. Aafia telah hamil
karena pelecehan seksual selama masa tahanan. Meski demikian, kedutaan
Pakistan belum terlihat mengkonfirmasi ataupun membantah laporan-laporan
tersebut.
Fouzia
mengatakan bahwa mantan duta besar Pakistan untuk AS, Husain Haqqani
dipanggil kembali keesokan harinya ketika dia memberitahu kita tentang
kondisi Dr. Aafia.
Dia mengutip
Konsulat Jenderal Pakistan, Aqil Nadeem, mengatakan bahwa dia telah
meminta otoritas penjara untuk menyediakan fasilitas medis untuk Dr.
Aafia.
Dr. Fouzia juga mengatakan, melihat reputasi penjara Rosswell dan sifat penyakit saudarinya, permintaan itu tidak cukup.
Dia mendesak kedutaan besar Pakistan untuk membentuk tim dokter yang terdiri dari dokter-dokter di penjara dan juga dari sector swasta untuk Dr. Aafia.
Fouzia
mengatakan bahwa duta besar Pakistan untuk AS yang baru terpilih,
Sherry Rahman, telah memastikan padanya segala bantuan yang mungkin
dilakukan sebelum berangkat ke Amerika untuk menerima tugasnya yang
baru. Bagaimanapun, bukannya menghubungi dirinya, duta yang satu ini
malah belum memberi respon apa-apa soal ini.
Terkait
tentang laporan kehamilan Dr. Aafia, Fouzia mengatakan bahwa dia dan
keluarga telah diberitahu mengenai ini setelah Dr. Aafia menunjukkan
beberapa gejalanya di penjara wanita.
Fouzia mengajukan banding ke AS dan otoritas Pakistan untuk mengatur percakapan melalui telepon antara ibunya dengan Dr. Aafia.
Baru-baru
ini, jurnalis Inggris dan aktivis “HAM”, Yvonne Ridley telah menyatakan
hukuman panjang untuk Dr. Aafia seperti “hanya satu langkah dari kematian”.
Berbicara
mengenai para politisi Pakistan yang mengangkat kasus Dr. Aafia, Fouzia
mengatakan bahwa dia tidak akan mempercayai pernyataan-pernyataan
mereka hingga dan kecuali saudarinya kembali ke Pakistan. Dia
mengeluhkan para politisi itu hanya mengeksploitasi kasus Dr. Aafia
hanya untuk mendapatkan “ruang” politik.
Dia mengatakan bahwa di penjara, Dr. Aafia diberi makanan yang tidak memenuhi standard yang layak, yang menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan sebagaimana yang dikeluhkannya selama percakapannya via telepon sebelumnya.
The News
Tribe, sebuah website yang berbasis Inggris, telah mengirimkan email
kepada duta besat Pakistan untuk AS, Sherry Rahman, untuk mendengar
pendapatnya mengenai isu ini tetapi tidak juga mendapatkan balasan
sampai ditulisnya berita ini.
Dr Aafia Siddiqui dilahirkan pada 2 Maret 1972 di Karachi, Pakistan. Dia menghabiskan masa kecilnya di Zambia hingga usia 8 tahun. Dia adalah yang termuda dari tiga bersaudara. Ayah Aafia Muhammad Siddiqui adalah seorang dokter dari Inggris dan ibunya Ismet, adalah ibu rumah tangga yang juga aktif dalam sebuah lembaga sosial.
Kakak laki-lakinya adalah seorang arsitek di Texas, sedang kakak perempuannya, Fouzia adalah seorang neurologist lulusan Harvard yang bekerja di rumah sakit Sinai di Baltimore
dan juga mengajar di universitas John Hopkins sebelum kembali ke
Pakistan. Dr. Aafia secara ilegal diculik di Pakistan pada tahun 2003
dan ditahan di penjara Bagram, Afghanistan, lalu ia diadili di Pengadilan Amerika atas tuduhan terkait dengan pendanaan operasi Al Qaeda.
sumber : http://www.situslakalaka.info/2012/01/dr-aafia-siddiqui-dinyatakan-mengidap.html
No comments:
Post a Comment