Melihat
sisi samping gedung Aquatic Centre, persis di bawah papan Swiss Timing,
sudah terjadi keretakan yang cukup parah. Yakni, memanjang sekitar 20
meter. Begitu pula sisi atas beton penyangga, mengalami hal serupa.
Bahkan lebih parah, keretakannya agak besar dan memanjang.
Kondisi
itu cukup mengkhawatirkan, terlebih lagi banyaknya penonton yang datang
ke venue ini setiap hari untuk menyaksikan pertandingan olahraga air.
Dikatakan Project Manager PT Prambanan Dwipaka, Endang Hidayat, pihaknya akan memperbaiki keretakan tersebut karena masih menjadi tanggung jawab pemeliharaan kontraktor.
Dikatakan Project Manager PT Prambanan Dwipaka, Endang Hidayat, pihaknya akan memperbaiki keretakan tersebut karena masih menjadi tanggung jawab pemeliharaan kontraktor.
Keretakan
tersebut, katanya, akibat dari turunnya kontruksi pondasi batu kali.
Hal itu disebabkan beban crane pada saat install bulkhead dan swiss
timing sebelum SEA Games berlangsung.
Fisik bangunan yang mengalami kerusakan tersebut terpisah dari struktur utamanya. Hanya dinding penyekat yang bermasalah.”Jadi, itu bukan struktur utama yang retak, terpisah dari struktur tribun maupun kolam. Nggak perlu dikhawatirkan,,” kilahnya.
Fisik bangunan yang mengalami kerusakan tersebut terpisah dari struktur utamanya. Hanya dinding penyekat yang bermasalah.”Jadi, itu bukan struktur utama yang retak, terpisah dari struktur tribun maupun kolam. Nggak perlu dikhawatirkan,,” kilahnya.
Menurut
Endang, semestinya ketika pemasangan tempo hari digeser ke arah dalam,
sejajar dengan kolam, namun karena waktu yang mepet sehingga
pemasangannya menjadi seperti saat ini.
Aquatic centre, lanjutnya, mulai dibangun sejak bulan Agustus 2010. Di tempat tersebut di gelar pertandingan cabang olahraga renang dan loncat indah. Fasilitas dan fisik bangunan itu bertaraf internasional karena didesign oleh konsultan dari Shanghai.
“Arsitektur atap venue terbuat semi indoor, dengan tetap memperhatikan faktor eco green, agar sirkulasi udara tetap berjalan secara alami. Sehingga, lebih menghemat listrik dalam mengatur suhu,” urai Endang.
Aquatic centre, lanjutnya, mulai dibangun sejak bulan Agustus 2010. Di tempat tersebut di gelar pertandingan cabang olahraga renang dan loncat indah. Fasilitas dan fisik bangunan itu bertaraf internasional karena didesign oleh konsultan dari Shanghai.
“Arsitektur atap venue terbuat semi indoor, dengan tetap memperhatikan faktor eco green, agar sirkulasi udara tetap berjalan secara alami. Sehingga, lebih menghemat listrik dalam mengatur suhu,” urai Endang.
Dijelaskan,
bahan atap bangunan itu terbuat dari membran, sehingga suhu panas pada
siang hari dapat tertahan, kemudian dilepas pada malam hari. Sedangkan
bahan material kolam renang berasal dari Myrtha Pool, sebuah pabrikan
penyedia fasilitas kolam renang berstandar olimpiade. Pabrikan asal
Italia tersebut memasok seluruh material kolam seperti liner (pelapis
lantai dan dinding beton kolam) dan bulkhead (pembatas antar lintasan).
Sementara cekungan kolam berbahan stainless style yang diproduksi Myrtha Pool, dikirim via kapal Sinar Ambon V.178 dalam bentuk lima kontainer berbobot 40 feet. Aquatic Centre yang berkapasitas 3.000 penonton ini memiliki kolam berukuran 26 x 3 x 51,2 meter dengan kebutuhan air mencapai 15.000 meter kubik. Ukuran kolam juga dapat disesuaikan dengan memperpanjang dan memperpendek lintasan. Pembangun venue aquatic ini menghabiskan dana hampir Rp 200 miliar.
Sementara cekungan kolam berbahan stainless style yang diproduksi Myrtha Pool, dikirim via kapal Sinar Ambon V.178 dalam bentuk lima kontainer berbobot 40 feet. Aquatic Centre yang berkapasitas 3.000 penonton ini memiliki kolam berukuran 26 x 3 x 51,2 meter dengan kebutuhan air mencapai 15.000 meter kubik. Ukuran kolam juga dapat disesuaikan dengan memperpanjang dan memperpendek lintasan. Pembangun venue aquatic ini menghabiskan dana hampir Rp 200 miliar.
No comments:
Post a Comment