Aku dilahirkan dikota kecil yang wilayahnya hanya beberapa kecamatan saja. Dari kecil aku diperlakukan dengan sangat baik dan dimanja. Masa kecil ku dilalui sama seperti anak-anak pada umumnya didesa kecil. Kenakalan-kenakalan ku waktu kecil kadang membuatku merasa bersalah saat ini. Dulu aku pernah ketauan merokok didepan rumah oleh ayahku, beliau sangat marah sehingga aku dilempar pake sandal dan diusir dari rumah. Aku akhirnya pergi dan takut pulang kerumah, saat itu aku hanya main kerumah teman ku dan magrib aku hanya bisa duduk ditempat nongkrong teman-teman ku. Menjelang isya ayah ku mencari ku karena dia khawatir aku belum pulang. Ketika dia menuju tempat nongkrong ku, aku bisa liat dia dari jauh langsung aku memanjat pohon rambutan dibelakang tempat duduk ku dan berpesan kepada temanku kalau ditanya ayah ku bilang saja dia tidak melihat aku. Setelah ayahku berlalu dan aku langsung pulang untuk meminta perlindungan kepada ibuku. Ibuku pun menyuruhku mandi dan beliau langsung menyuruhku tidur. Keesok harinya ayahku pun tidak marah lagi dan hari itu aku selamat. Beranjak menuju SMP kami sekeluarga pindah kerumah baru, tidak ada yang spesial dengan rumah tersebut selain lebih besar dari rumah kami sebelumnya karena rumah itu baru 70% selesainya. Jendela masih ditutup papan dan masih banyak yang harus diselesaikan. Namun satu kebanggaan ku rumah itu dari hasil keringan ayah dan ibu ku bukan hasil korupsi.
Semenjak aku beranjak dewasa ketika masuk SMA hampir seluruh
biaya sekolah ku ibuku yg menghandle karena waktu itu usaha ayahku semakin sepi. Ibu ku adalah ibu rumah tangga
sekaligus wanita karir, perjuangannya yg terberat ketika aku kuliah, dia
bertanggung jawab penuh atas semua biaya mulai kos, makan, buku dan biaya
kuliah, masa terberat ketika aku semester
5 adik ku mulai kuliah biaya semakin membengkak ayahku hanya seorang
supir angkot yang pada saat itu usaha ini sangat tidak menjanjikan, akhirnya
ibuku terpaksa pinjam uang dibank untuk kebutuhan pendidikan ku dan adik-adikku. Ayahku pada saat itu fokus pada biaya hidup keluarga karena beliaupun masih punya kewajiban kepada orang tuanya. Namun ibuku tidak pernah mengeluh apa lagi melarang ku untuk mengeyam pendidikan
tinggi karena baginya keberhasilan kami nomor satu, intinya kami
anak-anaknya harus lebih baik daripada mereka orang tua kami, Alhamdulillah
semasa aku mengenyam pendidikan, dua kali aku mendapatkan beasiswa yang aku pergunakan untuk membeli hp pada beasiswa pertama dan yang kedua aku gunakan untuk membayar wisuda. Pada saat lulus DIII aku membuat bangga orang tua ku dengan mendapat predikat lulusan terbaik dengan status cumlaude. Namun setelah aku mencoba mencari peruntungan di Jakarta ternyata predikat membanggakan tersebut tidak membuat aku gampang mendapatkan pekerjaan. Sekalinya dapat pekerjaan pun gajinya sangat tidak sesuai. DiJakarta aku tinggal bersama tante adik kandung ibu ku, setelah aku cape mencari pekerjaan yang sesuai akhirnya om ku yang juga seorang pengacara menyuruhku kerja bersama dia di kantornya. Dikantor inilah aku mulai tertarik mempelajari hukum, akhirnya aku meminta kepada ibu untuk kuliah lagi dan ibuku pun merestui keinginan ku itu. Ternyata di kampung ayah ku membeli satu unit lagi mobi angkot untuk menambah penghasilan dan alhamdulillah itu sangat membantu. Akhirnya aku mencari universitas yang murah dan bisa kuliah malam karena siangnya aku harus bekerja di kantor om ku. Aku menjatuhkan pilihan disalah satu kampus swasta di Jakarta Selatan, dan dikampus ini pun alhamdulillah aku mendapatkan beasiswa prestasi yang kemudian aku pergunakan untuk biaya sidang dan wisuda.
Setelah lulus SI dengan predikat yang membanggakan buat orang tua ku, mereka berharap setelah aku Sarjana aku mendapat pekerjaan yang lebih baik. Aku lulus Nopember 2008 berbulan-bulan aku melamar pekerjaan dan tiga kali aku diterima bekerja tapi gajinya sangat tidak sesuai dengan biaya hidup yang akan dikeluarkan. Setelah lima bulan, aku diterima kerja disalah satu Bank Negeri sebagai tenaga frontliner dengan status outsourcing. Karena penempatannya dekat dengan tempat tinggal akhirnya aku jalani pekerjaan itu. Dengan pekerjaan ini akhirnya aku dapat meringankan beban ibuku karena aku tidak harus dikirimi uang lagi. Kesejahteraan pun makin meningkat karena gaji dan penghasilan ku bertambah. Kurang lebih dua tahun aku bekerja di Bank itu akhirnya aku mencoba mendaftar di Instansi Pemerintah sebagai Pegawai Negeri Sipil dan alhamdulillah akupun diterima. Pengorbanan kartini ku ini telah mengantarkan aku menjadi seorang
Pegawai Negeri Sipil dan telah menyelesaikan pendidikan kedua adik ku. Dia ibuku malaikatku dan Ayahku Pelindungku, dipenghujung tulisan ini aku berharap suatu saat nanti aku mampu membahagiakan keduanya,amiiiin.
Kudedikasikan dihari ibu, SELAMAT HARI IBU malaikat ku......
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletekirim peluk yah mbayus buat ibunya.. :)
ReplyDeleteiya,makasih mas....
ReplyDelete