Di
sela-sela Pelatihan pengurusan jenazah yang di adakan di Masjid
Al-Amien Daegu dengan nara sumber Ustadz Jos Istiyanto menjelaskan bahwa
ada beberapa faktor kasus tenaga kerja Indonesia yang meninggal di
korea,dari faktor kesehatan,kecelakaan kerja dan hanya beberapa persen
yang masih di duga sebagai kasus bunuh diri.Data yang di peroleh dari
KBRI menjelaskan bahwa pada tahun 2010 di musim dingin saja (Winter)
tenaga kerja yang meninggal di korea kurang lebih ada 10 orang dan yang
paling banyak di sebabkan masalah kesehatan,antara lain angin
duduk,serangan jantung mendadak,masuk angin dan tidak kuat terhadap
dinginya cuaca.
Kecelakaan kerja
Kebanyakan
yang mengalami kecelakaan kerja di sebabkan oleh beberapa faktor dari
human error sampai machine error dan setiap pekerja sebagian besar
pernah mengalaminya,dari yang hanya luka lecet sampai harus kehilangan
beberapa anggota tubuh(jari kaki/tangan) bahkan harus cacat seumur hidup
atau patah tulang yang memerlukan perawatan yang cukup lama.
Untuk
masalah perawatan kesehatan di korea memang sangat mengutamakan dan
mengedepankan hasil yang terbaik,bahkan bagi mereka yang kehilangan
salah satu anggota tubuh mereka yang kasat mata akan mendapatkan biaya
asuransi yang cukup besar.Tapi di sini keselamatan adalah hal yang
paling di utamakan,lebih baik selamat dengan keadaan anggota tubuh yang
masih lengkap dari pada banyak mendapat uang dengan harus kehilangan
salah satu anggota tubuh kita.
Masih
ingat pesan dari salah satu staff KBRI Bapak Managara Tampubolon,saat
itu beliau menemani tour seminar ekonomi di kota Daegu tepatnya di
gedung DFC dengan pembicara Saudara Benardo Nugroho Yahya.
Bapak Managara bertanya kepada para peserta seminar yang terdiri dari para teman pekerja ..
"Apakah hal yang paling berharga setelah nanti pulang dari korea..? hadirin serentak menjawab.
"Uang yang banyak pak...!!..(beliaupun tersenyum & menjawab)..
"Kalian salah ......lho kenapa pak(jawab salah satu teman pekerja)
"Uang
tidak akan ada artinya jika kita dalam keadaan sakit dan tidak
utuh(cacat)jadi yang paling utama adalah jaga kesehatan kalian,hati-hati
dalam bekerja dan selalu berdoa agar apa yang kita kerjakan di beri
kelancaran dan kelak ketika kita datang ke korea dengan keadaan yang
sehat nanti ketika pulang juga dalam keadaan yang lebih baik dari segi
finansial,kesehatan dan juga pengalaman.
Perlu Pengkajian ulang
Tertera
dalam persyaratan umur minimal pekerja yang ingin bekerja di korea dari
web BNP2TKI adalah 18 tahun,apakah ini tidak di kaji ulang lagi ,sebab
kondisi psikologis anak dengan umur tersebut masih dalam pengembangan
mental dan bila berhadapan dengan dunia kerja seperti korea akan banyak
mengalami masalah.Sebab kondisi kerja di korea sendiri juga sangat
keras dari segi orang-orangnya yang terkenal dengan harus kata
cepat-cepat/Palli -palli dan Sppal seia (maaf) hhhhe,sebagian besar para
pekerja asing akan di tempatkan di bagian yang sulit di karenakan
kebanyakan orang korea lebih memilih bekerja di sektor yang ringan dan
tidak terlalu menggunakan otot,maka dari itu mereka mengambil tenaga
kerja dari negara lain untuk di tempatkan di bagian-bagian yang lumayan
capek dan sulit,selain faktor gaji lebih murah di bawah orang
korea,orang asing juga lebih mudah untuk di perintah.
Beberapa kasus yang terjadi
Selain kecelakaan yang menimpa akibat human error dan machine error ,faktor umur juga sangat mempengaruhi misalnya:
"Ada
salah satu pekerja yang membunuh teman satu pekerjaanya yaitu seniornya
sendiri tempat dia bekerja dengan cara memukul korban dengan
martil,kasus ini terjadi di kota Masan beberapa tahun yang lalu dan
mungkin sekarang tersangka masih di dalam penjara.Dia bekerja di
perusahaan yang tidak terlalu berat tapi rumit yang artinya harus banyak
mengandalkan otak dari pada otot,sebagai senior korban bertanggung
jawab supaya sang junior(pekerja baru)bisa cepat faham terhadap
pekerjaanya,tapi di sini terjadi kesalah fahaman antara senior dan
junior sehingga tanpa di ketahui sang junior secara diam-diam dari
belakang memukul seniornya dengan martil yang mengakibtkan sang senior
meninggal dunia.
Juga
kasus stress dan depresi yang di alami oleh beberapa pekerja yang
berujung pada pemulangan korban.Memang kebanyakan mereka yang berangkat
ke korea masih dalam keadaan usia belia,berangkat ke korea dengan
harapan gaji besar dan kerjaan enak tanpa pengetahuan atau pengalaman
langsung bekerja dalam keadaan yang keras dan menuntut cepat-cepat.Tidak
pernah terbayangkan bagaimana bekerja di dalam suhu minus di waktu
musim dingin atau bekerja dengan suhu 45' c di pabrik peleburan di musim
panas.
Perlu Peran Bersama
Bagi
teman yang sudah bekerja di korea dan menginginkan saudara,tetangga
atau teman untuk juga bisa bekerja di korea juga punya andil besar untuk
menceritakan bagaimana kondisi asli lingkungan kerja mereka di korea
karena mungkin mereka yang di rumah hanya mendengar bahwa di korea
gajinya besar,atau mereka melihat kita lewat photo yang kita miliki di
jejaringan sosial sangat menarik dan mengundang iri orang untuk bisa ke
korea,kita pun tidak mungkin juga atau jarang mengupload photo kesulitan
dan kerumitan pekerjaan di sini.
Pemerintah
juga mesti mengkaji batas minimal umur seseorang untuk bisa bekerja di
luar negri,juga track record pengalaman kerja dengan menyertakan
sertfikat pengalaman kerja.Tidak di pungkiri orang yang sudah mempunyai
pengalaman bekerja minimal satu tahun akan lebih siap di tempatkan
bekerja dalam kondisi apapun dari pada orang yang sama sekali belum
pernah bekerja atau bahkan anak mama.Hasil bagus sebuah tes bahasa korea
tidak menjamin dia akan bagus dan siap juga dalam sebuah pekerjaan
,umur dan mental serta pengalaman kerja di sini juga punya andil cukup
besar.
sumber : http://menujuhijau.blogspot.com/2011/12/sisi-lain-kehidupan-tenaga-kerja-di.html#ixzz1gO33iAzM
No comments:
Post a Comment