
Rencana polisi untuk membubarkan aksi unjuk rasa masyarakat Pulau Padang di depan gedung DPR, Rabu (18/1), diurungkan karena situasi yang tidak kondusif. Warga mempersiapkan bambu runcing dan tabung gas yang siap diledakkan jika polisi tetap membubarkan aksi unjuk rasa.
Layaknya bersiap di medan perang, puluhan warga masyarakat Pulang Padang, Kepuluan Riau, ini masing-masing memegang bambu runcing serta tabung gas tiga
kilogram yang siap diledakkan. Mereka bersiap karena mendengar rencana
polisi untuk membubarkan aksi unjuk rasa yang sudah 38 hari dilakukan di
depan pagar gedung DPR.
Menjelang
sore, polisi terlihat mulai bertindak mendekati pengunjuk rasa. Langkah
polisi dijawab para pengunjuk rasa dengan menegakkan bambu runcing dan
mengangkat tabung gas seperti mengancam untuk diledakkan. Melihat
situasi yang tidak kondusif karena kenekatan para pengunjuk rasa, polisi
memilih mundur.
Warga
Pulau Padang mengaku nekat karena mereka kecewa pada Komisi III dan
Komisi IX DPR yang dinilai tidak merespons penderitaan mereka. Izin
pengolahan hutan tanaman industri di sana dikhawatirkan dapat menenggelamkam Pulau Padang dan mengancam mata pencaharian warga
Dan
kekecewaan terhadap kebijakan para anggota dewan yang sungguh tidak
bisa ditolerir, adalah pemantik utama yang bisa melahirkan gelombang
REVOLUSI, bukan sekedar reformasi. Majulah Rakyat, Revolusi adalah
sebuah Keniscayaan. Dan sepanjang pengamatan dan analisa kami, Demi
Allah......... MUSTAHIL NEGERI INI BERES Tanpa REVOLUSI. Yang terarah
dan terkendali, dibawah panji-panji beserta bayang-bayang KHILAFAH.
sumber : situslakalaka.blogspot.com


No comments:
Post a Comment