Dedengkot anti Islam asal negeri kincir angin Belanda, Geert Wilders
sakit hati terhadap Ratu Belanda Beatrix yang mengenakan jilbab untuk
menghormati masjid saat berkunjung ke Masjid Syekh Zaid bin Sultan
Al-Nahayan di Abu Dhabi.
Berbagai media Belanda, baik cetak maupun daring ramai-ramai menyorot Ratu Beatrix yang mengenakan jilbab saat mengunjungi masjid di Abu Dhabi, saat mengadakan kunjungan kenegaraan ke Emirat Arab bersama keluarganya.
Tak pelak lagi Geert Wilders
pemimpin Partai untuk Kebebasan (Partij voor de Vrijheid/PVV), yang
dikenal anti Islam, serta merta mengecam perilaku Ratu Belanda. Wilders langsung menuding Beatrix membolehkan penindasan perempuan ??? (apa hubungannya yaa..??)
Bagi PVV, jilbab adalah "simbol"
islamisasi, penindasan dan diskriminasi terhadap perempuan. Dengan
mengenakan jilbab, Beatrix melegitimasi penindasan perempuan. PVV serta
merta meminta Menteri Urusan Integrasi Gerd Leers, yang bertanggung
jawab soal integrasi kelompok migran di Belanda, agar memberi penjelasan
tentang hal ini.
Setelah
mengetahui berita pengenaan jilbab oleh Ratu, Alexander Pechtold,
pemimpin partai liberal D66 langsung mengeluarkan peringatan. "Seluruh
Belanda dag dig dug menunggu reaksi sejawat Geert Wilders. Sudah bangun kah ia?" Demikian bunyi tweet anggota parlemen Belanda yang sering berdebat sengit melawan Wilders. Ternyata kekhawatiran Pechtold memang terjadi. Tak lama kemudian muncullah tweet Geert Wilders.
Ratu Belanda Berjilbab, Tak Salah !
Menanggapi kritikan Wilders tersebut Menlu Belanda Uri Rosenthal
mengatakan, apa yang dilakukan Ratu tidak masalah. Tindakan Ratu itu,
menurut sang menteri, tidak salah, karena beliau menyesuaikan diri
dengan tempat yang dikunjungi. Beatrix juga menyesuaikan busananya kalau
mengunjungi sinagoga atau gereja. Demikian tegas menlu Belanda.
Bukan hanya Beatrix saja yang mengenakan jilbab saat mengunjungi masjid terbesar di Abu Dhabi
tersebut. Putri Maxima juga menutup kepalanya dengan jilbab. Ini
merupakan kedua kalinya isteri Putra Mahkota Willen Alexander ini tampil
dengan busana muslimah.
Sementara
wakil rakyat dari partai hijau GroenLinks, Tofik Dibi, mempermasalahkan
biaya yang akan dihabiskan untuk menyelenggarakan debat khusus Parlemen
tentang hal ini. Ia menganggapnya pemborosan dana.
Menurut dia, lebih baik perhatian dipusatkan terhadap penanganan krismon yang kini dihadapi Eropa, termasuk Belanda.
Wajar, Ratu Belanda Berjilbab Hormati Masjid
Anggota Parlemen dari partai sosialis SP, Harry van Bommel, menilai reaksi Wilders
itu hanya untuk kesekian kalinya memukul Islam, atau yang disebutnya
"Islam bashing." "Kalau saya berkunjung ke Tembok Ratapan (tempat suci
umat Yahudi, Red.) di Yerusalem, saya juga akan mengenakan kipah,"
ujarnya. Kipah adalah tutup kepala yang dikenakan laki-kali Yahudi.
Martijn van Dam, wakil rakyat dari partai buruh PvdA, juga menilai tindakan Ratu mengenakan jilbab saat mengunjungi masjid di Abu Dhabi
itu wajar. "Apa yang dilakukan Ratu sama dengan yang diperbuat ratusan
ribu wisatawan Belanda yang mengunjungi gereja di Italia. Di sana lengan
harus ditutup sebagai tanda sopan santun dan respek."
Demikian Martijn van Dam, seperti dikutip koran Belanda Het Algemeen Dagblad. [taz/rnw]
No comments:
Post a Comment