Konferensi tentang pengendalian tembakau tengah berlangsung di Singapura. Sebagai satu-satunya negara di Asia yang belum meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC), Indonesia dapat sindiran khusus dari Sekretaris Jenderal ASEAN, Surin Pitsuwan.
"Seluruh negara ASEAN saya kira sudah sepakat soal pengendalian tembakau, kecuali.. Ah, saya tidak mau sebut namanya," kata Surin saat membuka 15th World Conference on Tobacco or Health di Suntec Convention Center Singapura, Selasa (20/3/2012).
Sindiran itu disambut gemuruh tawa ratusan hadirin yang datang dari puluhan negara di seluruh dunia, yang datang untuk mengikuti konferensi. Para hadirin terdiri dari para pakar kesehatan, pejabat dan juga jurnalis yang peduli soal pengendalian tembakau.
Dari sekian banyak hadirin, beberapa perwakilan dari Indonesia juga turut serta dalam konferensi tersebut. Salah satunya adalah Dr Santi Martini, MKes, wakil dekan III Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga yang diundang karena pernah meneliti efek buruk asap rokok terhadap perokok pasif khususnya anak-anak.
"Malu lah ya, ini event internasional lho. Dia (sekjen ASEAN) nggak sebut Indonesia, tapi semua tahu lah negara mana di Asia yang nggak meratifikasi FCTC," kata Dr Santi saat ditemui seusai upacara pembukaan konferensi.
Meski tidak atau belum meratifikasi FCTC yang merupakan perjanjian internasional soal pengendalian tembakau, Indonesia mendapat kehormatan untuk memulai gerakan ASEAN Smoke Free Environment yang dicanangkan oleh Sekjen ASEAN. Gerakan itu akan dimulai di semua sekretariat ASEAN di masing-masing negara anggota.
"Dimulai dari Jakarta, mulai 1 April 2012 sekretariat ASEAN di Indonesia akan menjadi sekretariat pertama yang bebas asap rokok," janji Surin.
No comments:
Post a Comment