HAVANA (Berita SuaraMedia) – Mantan pemimpin Kuba, Fidel Castro akan
menghadiri sesi khusus di parlemen pada hari Sabtu (31/7) waktu
setempat. Kemunculan itu menjadi kemunculan perdananya dalam ajang resmi
pemerintahan sejak didera penyakit parah empat tahun yang lalu.
Hari Jumat malam, televisi pemerintahan Kuba mengumumkan bahwa sang
mantan presiden menghadiri sesi yang ditayangkan secara nasional
tersebut.
Namun, tidak disebutkan bahwa Castro akan berpidato dalam ajang
tersebut. Sesi itu membahas mengenai ancaman perang nuklir. Secara
logika, sulit membayangkan mulut Castro tidak gatal mengomentari perang
nuklir.
Sesi tersebut digelar atas permintaan Castro, yang telah menulis
banyak artikel mengenai topik tersebut selama berbulan-bulan. Castro
menyebut AS dan Israel akan menyerang Iran, dan Washington juga bisa
menyerang Korea Utara.
Castro, yang akan menginjak usia 84 pekan depan, menyatakan bahwa
konflik tersebut bisa mengakibatkan bencana layaknya kiamat. Dalam
beberapa tulisan opini, dia bahkan memprediksikan bahwa pertempuran
memang telah dimulai.
Setelah empat tahun "menghilang" pasca-operasi darurat pada tahun
2006, Castro kini mendadak nyaris tiap hari muncul di hadapan umum.
Castro terakhir kali hadir di parlemen Kuba satu bulan sebelum
kondisi kesehatannya memburuk. Sejak saat itu, para anggota dewan
membiarkan satu kursi kosong untuk Fidel, meski ia tidak pernah muncul
karena kesehatannya.
Fidel Castro memimpin Kuba selama 49 tahun. Hal itu berawal dari
pemberontakan yang dipimpinnya dan berhasil menggulingkan Fulgencio
Batista tepat pada Tahun Baru 1959.
Saat kondisi kesehatannya memburuk, Fidel menyerahkan kekuasaan
kepada Raul Castro, adiknya yang berusia lima tahun lebih muda. Raul
menjadi pemimpin sementara, namun kemudian dipermanenkan setelah Fidel
secara resmi mengundurkan diri pada Februari 2008. Suksesi kekuasaan
tersebut disetujui parlemen dalam rapat yang tidak dihadiri Fidel.
Kemunculan Fidel di parlemen akan melahirkan tanda tanya mengenai kemungkinan ia kembali mengambil alih kekuasaan di pemerintah.
Bahkan sebelum memberikan konfirmasi akan menghadiri sesi parlemen
tersebut, para pemimpin di Kuba satu suara dengan media pemerintah dan
memanggil Fidel dengan sebutan "Komandan Tertinggi", sebuah titel yang
tidak lagi ia sandang sejak menyerahkan kekuasaan.
Sambil kadang-kadang mengenakan seragam militer warna hijau zaitun,
Fidel Castro sering berpidato di hadapan kaum intelektual Kuba dan
berbagai pertemuan yang diselenggarakan Gerakan Pemuda Komunis. Fidel
bahkan mengunjungi sebuah akuarium di Havana dan menonton pertunjukan
lumba-lumba. Tapi, ia absen dalam pertemuan reguler parlemen minggu lalu
dan sejauh ini belum pernah muncul berbarengan dengan Raul.
Masih belum jelas apakah kedua bersaudara itu akan menghadiri sesi
rapat parlemen tersebut. Jika ya, maka kesempatan itu akan jadi
kemunculan publik pertama keduanya secara berdampingan sejak Fidel
menjalani operasi.
Juli lalu, Castro tiba-tiba muncul kembali di hadapan televisi.
Tokoh berusia 83 tahun tersebut tampak sehat saat berbicara panjang
lebar membahas mengenai masalah internasional mengenai Mesa Redonda
(Meja Bundar), meski terkadang suaranya terdengar lemah.
El Commandante (sang komandan) berbicara perlahan, kemunculannya
tersebut membuatnya kembali jadi pusat perhatian setelah lama
menghilang.
Sebelumnya telah muncul foto-foto Castro di hadapan publik untuk
pertama kalinya sejak Juli 2006, ketika ia menjalani operasi bedah dan
menghilang dari hadapan umum.
Ia menjalani operasi bedah usus pada 2006. Kesembuhannya dirahasiakan
oleh negara, dan kondisi kesehatannya menjadi bahan pembicaraan warga
Kuba yang diasingkan di Florida.
Pemimpin revolusi Kuba tersebut duduk di belakang meja di sebuah
ruangan kantor yang dihiasi dekorasi minimalis. Ia mengenakan kaus
kotak-kotak yang dibalut jaket olahraga berwarna biru dengan resleting
di depan kemudian ia mulai menjawab pertanyaan. Lokasi wawancara
tersebut dirahasiakan. (dn/kc/ap/sm)
Dikutip dari www.suaramedia.com
No comments:
Post a Comment