Perombakan kabinet alias reshuffle
dinilai masih terlalu kental dengan unsur politik. Alasan kinerja, kata
Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch Adnan Topan Husodo, kurang
diungkapkan ke publik. .Akhirnya hanya menyelamatkan muka pemerintah
saja, dan mengecewakan, kata Adnan di Jakarta kemarin.
Di sisi lain, Adnan ragu kabinet baru ini akan bersinar. Sebab,
para menteri itu tak lagi punya banyak waktu. Sisa dua tahun, kata dia,
akan menghambat kinerja para menteri, baik yang wajah baru maupun yang
bergeser posisi.
Adapun Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung menyatakan reshuffle sudah membuat masyarakat jenuh. Menurut dia, masyarakat tidak lagi menunggu siapa yang menjadi menteri apa, melainkan, "Apakah reshuffle ini akan membuat performa pemerintah jadi lebih baik dari sebelumnya."
Pramono mengatakan perombakan tidak akan menyelesaikan persoalan
jika hanya bertujuan menyenangkan partai koalisi. Misalnya dengan
menambah wakil menteri.
Cendekiawan Komaruddin Hidayat menilai Presiden sebetulnya ingin
menunjukkan bahwa dia menanggapi kritik masyarakat tapi tetap
mengakomodasi kemauan partai koalisi. Menurut Komaruddin, komprominya
adalah ditambahnya wakil menteri. Presiden, kata dia, menyadari bahwa
mengandalkan menteri dari partai politik akan membuat kinerja kabinet
tidak efektif. Tetapi dia tersandera."
Bekas presiden Megawati Soekarnoputri mengatakan penambahan wakil
menteri bukan solusi karena hanya akan memboroskan anggaran negara.
Menurut dia, pemerintah akan efektif bila SBY menempatkan orang yang
tepat.
Malam ini Presiden akan mengumumkan susunan kabinet terbaru.
Selain pergeseran posisi di antara menteri yang lama, ada pula enam
wajah baru yang meramaikan kabinet tersebut. Keenam orang yang telah
dipanggil Presiden kemarin adalah Amir Syamsuddin, Dahlan Iskan, Azwar
Abubakar, Marciano Norman, Gita Wirjawan, dan Djan Farid.
Amir akan menggantikan Patrialis Akbar menjadi Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia. Gita, yang menjabat Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal, diplot menggantikan Mari Elka Pangestu sebagai Menteri
Perdagangan.
Sedangkan Azwar diplot menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menggantikan E.E. Mangindaan.
Adapun Dahlan, yang masih menjabat Direktur Utama PLN, akan
menjadi Menteri BUMN menggantikan Mustafa Abubakar. Sementara itu, Djan,
yang saat ini menjadi anggota DPD, adalah calon Menteri Perumahan
Rakyat menggantikan Suharso Monoarfa. Dan Marciano, bekas Pangdam Jaya,
akan menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) menggantikan Sutanto.
Dari keenamnya, hanya Dahlan yang mendapat tanggapan positif.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, setuju. Ia mengatakan
penunjukan Dahlan adalah tepat. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Hatta Rajasa sependapat. Nilai plus Dahlan di mata Hatta adalah
pengalaman Dahlan memimpin PLN, namun hari ini ada agenda pemanggilan lagi untuk calon menteri yang lain so mari kita tunggu menteri apalagi yang akan digeser atau diganti???????.RINA W | A. RAFIQ | I WAYAN
Dikutip dari Koran Tempo Edisi No. 3680 Tahun XI
No comments:
Post a Comment